POLWAN memakaikan masker kepada pengendara sepeda motor di jalan
Medan-Banda Aceh, kawasan Idi Rayeuk, Aceh Timur, Kamis
(3/9).SERAMBI/SENI HENDRI
Sejumlah Penerbangan Batal
BANDA ACEH - Kabut asap menyelimuti sebagian besar wilayah Aceh dalam
beberapa hari terakhir. Namun, dampaknya paling dirasakan Kamis (3/9)
kemarin.
Bukan saja mengganggu jarak pandang, tapi bahkan sejumlah
penerbangan ke Aceh terpaksa dibatalkan karena pesawat tak mungkin
mendarat dalam kondisi bandara disaput kabut tebal. Kepada warga Aceh
Timur bahkan dibagi-bagikan masker gratis. Pihak Stasiun Meteorologi
Kelas I Sultan Iskandar Muda Banda Aceh menyebutkan, asap itu sebagian
berasal dari Aceh, karena kemarin terdeteksi ada lima titik api (hot
spot).
Tiga di wilayah Pidie dan masing-masing satu titik di Aceh Barat
dan Nagan Raya. Selain itu,
Aceh juga menerima transfer asap dari Jambi, Sumatera Selatan, dan
Riau, karena di sana pun sedang terjadi kebakaran lahan. Asapnya terbawa
angin timur dan tenggara yang bertiup ke wilayah Aceh.
Wartawan Serambi di sejumlah kabupaten/kota kemarin melaporkan bahwa
kabut asap telah mengganggu navigasi udara, sehingga pesawat urung
landing atau bahkan batal berangkat ke Aceh.
Pesawat Susi Air yang sedianya kemarin terbang dari Bandara Sultan
Iskandar Muda (SIM) Aceh Besar, batal terbang ke Bandara Alas Leuser,
Kutacane, Aceh Tenggara (Agara).
“Ini akibat kabut asap tebal, sehingga jarak pandang di kawasan
bandara hanya tersisa 20-30 meter. Selain bandara diselimuti kabut asap,
juga dilanda angin kencang dan hujan deras,” kata Kepala Dinas
Perhubungan Agara, Denny Febrian Roza SSTP, Kamis (3/9).
Di Aceh Barat Daya (Abdya), Pesawat Susi Air juga tidak terbang dari
Kuala Namu, Sumatera Utara (Sumut) maupun dari Bandara SIM, Aceh Besar,
ke Bandara Kuala Batu Kecamatan Susoh, Aceh Barat Daya (Abdya) kemarin.
Kepala Bandara Kuala Batu, Muhammad Ali, menjelaskan, Susi Air
urung terbang karena kabut asap menyelimuti atmosfer Abdya. Jarak
pandang di kawasan ini hanya 800 meter dari seharusnya 2.000 meter,
sehingga pesawat tak mungkin mendarat.
“Karena gangguan kabut asap tersebut, penerbangan dari Medan ke Abdya
dan sebaliknya pada hari Kamis, digeser ke hari Minggu mendatang,” kata
Muhammad Ali.
Aceh Singkil juga terimbas kabut asap kemarin, sehingga jarak pandang
hanya sekitar 600 meter. Jika kabut asap ini bertahan hingga hari Jumat
(4/9), diyakini akan mengganggu jadwal terbang pesawat dari Kuala Namu
ke Bandara Syekh Hamzah Fansuri di Kampung Baru, Singkil Utara.
“Tapi sampai hari ini belum ada informasi kabut bakal mengganggu
jadwal terbang Susi Air dari Medan dan sebaliknya, sebab penerbangan
baru dilakukan hari Jumat,” kata kepala bandara tersebut, Edi Hartono.
Amatan Serambi, sejauh ini, kabut asap di Aceh Singkil hanya baru
sebatas mengganggu jarak pandang dan mulai menyulitkan nelayan saat
mencari nafkah di laut yang juga berkabut. “Belum lagi gelombang tinggi
dan angin kencang,” kata Saras, warga Singkil.
Kabut asap yang sejak beberapa hari lalu menyelimuti Aceh Utara dan
Kota Lhokseumawe, kemarin semakin parah dampaknya. Jarak pandang di
Bandara Malikusaleh kawasan Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara, hanya
200-500 meter, sehingga dua pesawat dari Bandara Kuala Namu harus
membatalkan penerbanganya.
Pesawat tersebut masing-masing Garuda yang terjadwal dari Kuala Namu
ke Malikussaleh terbang pukul 09.55 WIB dan dari Malikussaleh ke Kuala
Namu pukul 11.10 WIB. Pesawat lainnya adalah Wings yang terjadwal
terbang dari Kuala Namu ke Malikussaleh pada pukul 10.20 WIB dan dari
Malikussaleh ke Kuala Namu pukul 11.30 WIB.
Pelaksana Harian Manager Sales and Service Garuda Lhokseumawe,
Widya Kurniawan, mengakui bahwa Garuda ke Malikussaleh harus ditunda
diterbang, karena Bandara Malikussaleh disungkup kabut asap tebal.
Penumpang dari Kuala Namu ke Malikussaleh yang gagal terbang kemarin
sekitar 30 orang, sebaliknya dari Malikussaleh ke Kuala Namu sekitar 40
orang.
“Kami dari pihak Garuda menawarkan opsi kepada penumpang. Mengambil
uang kembali dengan ketentuan dikembalikan 20-90 persen, tergantung
kelas booking tiketnya, atau tiketnya dalam posisi open hingga enam
bulan ke depan,” kata Widya.
Kadis Perhubungan, Pariwisata, dan Kebudayaan Aceh Utara, Badli,
menyebutkan tak ada aktivitas penerbangan di bandara itu kemarin,
kecuali aktivitas untuk pengembalian uang tiket para penumpang.
Pantauan Serambi, sejak Kamis pagi kabut asap terus menyelimuti Kota
Lhokseumawe dan Aceh Utara. Hingga menjelang sore, kabut asap kian
tebal, terutama di kawasan waduk Lhokseumawe. Di sini, jarak pandang
hanya sekitar 100 meter.
Di sejumlah titik jalan nasional juga terlihat
kabut tebal seperti di Syamtalira Bayu dan Samudera, Syamtalira Aron.
“Warga kesulitan melintasi jalan karena kabut asap sangat tebal,” ujar
Zulfikar, warga Syamtalira Aron.
(dik/as/nun/de/(bah/jaf)
Sumber: http://aceh.tribunnews.com/2015/09/04/kabut-asap-selimuti-aceh