Jumat, 04 September 2015

Jumat, September 04, 2015
Foto sultan menghadap van heust di kantor gubernormen NL di kutaraja setelah beliau di tawan

Sebagai akibat lanjutan dari sumpah tidak menyerah kepada maka siapapun, baik Sulthan ataupun para penguasa lainnya, tidak mau dan tidak berhak menyerahkan kedaulatan Aceh kepada Belanda,  sehingga karenanya Aceh tidak pernah menyerahkan kedaulatannya kepada Belanda.

Hal ini di pertegaskan kembali oleh Tuanku Raja Ibrahim,Putra mahkota Kerajaan Aceh darussalam dalam sebuah surat pernyataannya yang ditanda tangani nya di banda Aceh pada Tahun 1975.
.
Pada tanggal 20 Januari 1903 dengan tergesa gesa ayahanda sultan dan saya sendiri dihadapkan dihadapan Pembesar-pembesar  pihak Belanda di Kutaraja (Banda Aceh). 


Kami dihadapkan dalam suatu sandiwara politik  kolonialnya dengan acara 4 (empat Pasal yang buatnya sendiri tanpa ditanda-tangani oleh Ayahanda Sulthan dan saya sendiri , ditonjolkannya untuk menjatuhkannya martabat pejuangan
Aceh, seolah-olah mereka telah berhasil.( Pernyataan penyerahan Kedaulatan) yang dibuat-buat oleh pihak musuh itu otomatis bertentangan dengan prinsip Ayahanda Sulthan dan saya sendiri, sebagai Putranya, sedangkan Perjuangan Rakyat terus bergolak tidak ada hentinya melawan pihak Belanda".

(Surat penyataan ,dari TR Ibrahim pernyataan yang dikelüarkan pada tanggal 5 mai 1975 dibanda aceh)menerangkan bahwa Sultan bersama dirinya tidak menyerahkan kedaulatan bangsa Aceh kepada Belanda.Naskah Pernyataan dari Tuanku Raja Ibrahim ini tersimpan dalam kumpulan dokumen-dokumen Bahagian Museum pada Kantor Perwakilan
PDK Daerah Istiraewa Aceh, sedangkan fotokopi dari surat pernyataan tersimpan di musium Ali hasyimy),

Hal yang sama juga dikatakan oleh saksi sejarah yaitu Pocut Meurah beliau janda dari pada Sultan Mahmudsyah, keterangan yang Beliau diberi (Pocut Meurah) kepada pembesar Jepang bahwa Suthan Alaidin Muhammad Daud Syah yang dapat  tawan Belanda dalam tahun 1903, tidak' mau menanda-tangani naskah penyerahan Kedaulatan Aceh kepada Belanda, dengan alasan bahwa Kedaulatan sudah diserahkan kembali kepada Rakyat menjelang Sulthan akan ditangkap/di tawan,
Sekalipun Belanda berjanji akan mengangkat Sulthan menjadi Sultan Aceh kalau permintaan Belanda itu dikabulkannya.


Dalam rumah tahanannya di keudah Sulthan Muhammad Daud Syah mengirim surat kepada Kaisar Jepang, Tenno Heika, dengan perantaraan Konsol Jendral- nya" di Singapura, 

Dalam surat dimana Sulthan meminta bantuan senjata dan kapal perang.

'' kita pun sampai sekarang tdk pernah menemukan arsip penyerahan kedaulatan aceh kepada Belanda itu dan pihak Belanda atau indonesia tdk akan pernah bisa menunjukkan surat penyerahan tersebut sampai sekarang,karna memang Sultan tdk pernah menanda tangani surat tersebut sebut Bang Adifa  dalam tulisanya di ATJEH GALLERY


Comments
0 Comments

0 komentar: